AL-ZAHRAWI
(Perintis llmu Bedah)
Walau namanya tak seharum Ibnu
Sina atau Ibnu Rusyd, namum kiprah Al-Zahrawi dalam bidang Kedokteran khususnya
ilmu bedah mampu membuat bola mata dunia terbelak. Ketikaitu orang-orang masih
tabu melakukan pembedahan jaringan tubuh Manusia karena dianggap sebagai salah
satu usaha merubah ciptaan Tuhan.
Namun Ilmuan yang lahir pada tahun
324 H ini telah melakukan sesuatu yang tidak popular dimasanya, yaitu mengemukakan
tentang teknik pengobatan dengan cara operasi dan menerangkan cara-cara
pelaksanaanya, jenis penyakit yang harus dioperasi dan jenis-jenis alat dan
perkakas yang dipakai.
Di zamannya, Al-Zahrawi dikenal
sebagai orang yang cukup pandai dan telah meletakkan dasar-dasar kuat bagi ilmu
bedah yang masih berlaku hinggasekarang.
Rumahnya terletak di al-Zahra,
Andalusia (sekarang Spanyol). Salah satu mahakarya Al-Zahrawi yang terkenal
adalah kitab al-Ta’rif berjumlah 30 jilid .Kitab ini menerangkan secara lugas tentang ilmu
bedah, sehingga membuatnya terkenal dan namanya harum dalam dunia
kedokteran. Dan ia dikenal pula sebagai ahli bedah Obthalmik.
Dalam kitab tersebut, Al-Zahrawi
menjelaskan secara tuntas tentang ilmu bedah lengkap dengan 200 ilustrasi. Ini
merupakan kitab pertama yang ia terbitkan, namun mampu memukau siapa saja yang
mempelajarinya.
Al-Zahrawi membagi penbedahan dalam
tiga kategori, yaitu: membakar, memotong (membuka) dan memolester. Ia mendesign
alat-alat bedah untuk memotong, menguliti dan seterusnya serta menganjurkan
logam-logam apa saja yang harus digunakan. Ia memberi banyak perhatian terhadap penghentian
pendarahan dengan jalan membakar, menekan-nekan otot dan menusuk (membekam).
Ketika perawatan gigi di Eropa baru
pada tingkat permulaan, yaitu hanya sebatas menghilangkan rasa nyeri.
Al-Zahrawi telah menemukan berbagai alat kedoteran, seperti: alat cabut gigi,
gergaji kecil dan secara
seksama melukiskan cara mengikat gigi dengan benang emas dan perak. Ia juga memberikan contoh dengan
cara membuat gigi palsu dari tulang-tulang binatang untuk mengganti gigi yang
sudah rapuh.
Al-Zahrawi juga berhasil menemukan
cara menghapuskan penyakit amandel yang diderita seseorang. Ia juga menemukan
alat untuk menarik bayi dari dalam rahim sang Ibu yang sulit melahirkan. Ia pun
mahir dalam cabang-cabang ilmu kedokteran lainnya. Tidak hanya dibidang
pembedahan saja, namun ia juga ahli dibidang obat bius dan diet.
Karya-karya Al-Zahrawi pun akhirnya
mulai membanjiri negeri-negeri Eropa. Sehingga dalam “History of
Literature in France”, kita menyimak kata-kata yang mengungkapkan “Dalam
abad XII telah bangkit perhatian dalam ilmu bedah. Ini disebabkan karena
dokter-dokter yang pindah ke Prancis membawa serta karya-karya Al-Zahrawi,
seorang pakar kedokteran dari Andalusia dan dianggap sebagai ilmuan terkemuka
dibidang kedoteran”.
Ilmuan-ilmuan Eropa menganggap bahwa
Al-Zahrawi sama dan setara dengan Jalinos dalam kecakapannya yang tinggi.
Sehingga tidak heran bila Sholiak menyebut al-Zahrawi lebih dari 200 kali dalam
bukunya. Sementara itu, Ibn Al-Bittar menggunakan sebagian besar ilmu
pengetahuan dari Al-Zahrawi dalam membuat roti yang gizinya cukup tinggi dan
mengestrakminyak.
Begitu juga dengan Dr. Klodis,
seorang ahli bedah abad XIV berhutang budi pada Al-Zahrawi ketika menulis
buku-bukunya. Tidak ketinggalan pula Frari, seorang dokter Italia abad XV juga
banyak merujuk kepada Al-Zahrawi ketika menulis karya-karyanya tentang makanan.
Dalam abad yang sama, beberapa
dokter terkemuka di Italia lainnya juga mengutip penemuan-penemuan Al-Zahrawi
saat mereka menulis karya-karyanya tentang racun.
Al-Zahrawi sekarang telah tiada.
Namun ia telah banyak mewariskan ilmunya kepada kita semua. Ia adalah
cendikiawan muslim yang tidak hanya dikenal namanya dikalangan umat Islam, tapi
ia juga pernah mengharumkan nama Islam di bumi belahan barat.
Sebelum Negara-negara barat bangkit
mengejar ketinggalannya, para ilmuan muslim kita telah muncul kedepan lebih dahulu dengan berbagai
karya dibidangnya masing-masing. Semua itu menjadi catatan sejarah Islam yang
patut menjadi teladan bagi kita.
Sumber: Hidayatullah.
2005. Pejuang Dan Pemikir Islam Dari Masa Ke Masa. Jakarta. Iqra Insan
Press.
wikipedia Al-zahrawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar