Selasa, 19 Mei 2015

Kenduri Blang di Aceh


KANDURI BLANG





Ketika mendengar kata Kanduri Blang mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga Masyarakat Aceh khususnya. Tapi berbeda mungkin dengan masyarakat diluar Aceh tentu anda akan bertanya-tanya apa itu kanduri Blang. Baiklah saya akan menjelaskan apa itu kanduri blang, Kanduri Blang berasal dari 2 kata dalam bahasa Aceh yaitu Kanduri dan Blang. Kanduri bisa berarti acara, pesta, kegiatan dan lain-lain. Sementara Blang berarti Sawah. Jadi Kanduri Blang merupakan kegiatan yang dilakukan Masyarakat Aceh untuk memulai masa berocok tanam. Dan Kanduri Blang merupakan Adat dari Masyarakat Aceh yang sudah turun-temurun dilakukan. Biasanya kegiatan ini sering dilakukan oleh masyarakat yang hendak memulai bercocok tanam ataupun mulai turun ke sawah. Bisanya ketika kanduri blang maka disitulah akan diputuskan kapan akan dimulainya kegiatan bercocokan tanam dan turun ke sawah dan biasanya keputusan kapan dimulai turun ke sawah itu biasanya di umumkan oleh Kejrun Blang (orang yang berwenang tentang masalah pertanian di sebuah Desa). Dan kanduri Blang tidak hanya ketika hendak memulai bercocok tanam atau turun ke sawah saja tetapi juga dilakukan ketika hendak memanen padi, yaitu ketika padi sudah mulai menguning tapi biasanya di aceh ada 3 kali kanduri Blang tetapi saya hanya menyebutkan 2 kali saja karena dikampung saya yaitu di Blang Panyamg (ABDYA) kami hanya mengadakan 2 kali saja dalam sekali Meugoe (bertani) yakni ketika hendak turun sawah dan ketika hendak panen yaitu saat padi sudah menguning.



Kanduri Blang biasanya dimulai dengan membaca Yaasin bersama-sama dan kemudian dilanjutkan dengan do’a bersama yang dipinpin oleh seorang Tengku (Ulama) di desa tersebut. Ketika bapak-bapak berdo’a dan Yasinan bersama ibuk-ibukpun mempersiapkan makanan baik dibawa dari rumah maupun dimasak di area acara kenduri untuk di nikmati bersama-sama.





Uniknya dari Kanduri Blang ini ialah bahwa orang yang berpartisipasi dalam acara ini tidak hanya dari kalangan Bapak-bapak dan Ibuk-ibuk saja tetapi anak-anak juga ikut berpartisipasi dalam acara ini, mereka sangat senang sekali apabila diadakannya Kanduri Blang tersebut.
Mungkin inilah secarik cerita tentang Kenduri Blang di Aceh. Apabila ada kekurangan harap dimaklumi ya kawan-kawan.

TERIMAKASIH




Sumber Gambar:  suaragembel.wordpress.com
                                kaahil.files.wordpress.com
                                muarabatu.files.wordpress.com

Silsilah Lengkap Nasab Nabi Muhammad Hingga Ke Nabi Adam

SILSILAH LENGKAP NASAB NABI MUHAMMAD SAW DAN HUKUM MENYAMPAIKANNYA


Bismillahirrahmaanirrahiim. 
Tak Kenal Maka Tak Cinta- oleh karena itu kita sepatutnya mempelajari silsilah Nabi Muhammad
Silsilah Lengkap Nasab Rasulullah dan Cara Penyampaian Nasab Rasulullah Saw.
Silsilah nasab (Jalur keturunan) Sayyidina Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam kepada kakek-kakeknya:

SILSILAH NASAB NABI MUHAMMAD SAW SAMPAI ADNAAN

Silsilah Nasab Nabi Muhammad saw. Sampai Kepada Adnaan.
Dalam Kitab Al-‘Aqdul Jauhar Fii Maulidinna Biyyil Azhar, yang lebih di kenal Kitab Al- Barzanji Li As-Sayyid Ja’far bin Hasan bin Abdul Kariim bin Muhammad bin Rosul bin Abdus Sayyid Al-Barzanji. Beliau lahir tahun 1126 H, wafat tahun 1177 H
ditulis sebagai berikut:

وَبَعْدُ فَأَقُوْلُ هُوَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَاسْمُهُ شَيْبَةُ الْحَمْدِ، حُمِدَتْ خِصَالُهُ السَّنِيَّةُ، اِبْنِ هَاشِمٍ وَاسْمُهُ عَمْرُو بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ وَاسْمُهُ الْمُغِيْرَةُ الَّذِيْ يَنْتَمِي الْإِرْتِقَاءُ لِعُلْيَاهُ، اِبْنِ قُصَيٍّ وَاسْمُهُ مُجَمِّعٌ سُمِّيَ بِقُصِيٍّ لِتَقَاصِيْهِ فِيْ بِلَادِ قُضَاعَةَ الْقَصِيَّةِ إِلَى أَنْ أَعَادَهُ اللهُ تَعَالَى إِلَى الْحَرَمِ الْمُحْتَرَمِ فَحَمَى حِمَاهُ اِبْنِ كِلَابٍ وَاسْمُهُ حَكِيْمٌ، اِبْنِ مُرَّةَ، اِبْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ بْنِ غَالِبِ بْنِ فِهْرٍ وَاسْمُهُ قُرَيْشٌ وَإِلَيْهِ تُنْسَبُ الْبُطُوْنُ الْقُرَشِيَّةُ وَمَا فَوْقَهُ كِنَانِيٌّ كَمَا جَنَحَ إِلَيْهِ الْكَثِيْرُ وَارْتَضَاهُ، اِبْنِ مَالِكِ بْنِ النَّضْرِ بْنِ كِنَانَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ بْنِ مُدْرِكَةَ بْنِ اِلْيَاسَ وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ أَهْدَى الْبُدْنَ إِلَى الرِّحَابِ الْحَرَمِيَّةِ وَسُمِعَ فِيْ صُلْبِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ اللهَ تَعَالَى وَلَبَّاهُ، اِبْنِ مُضَرَ بْنِ نِزَارِ بْنِ مَعَدِّ بْنِ عَدْنَانَ وَهَذَا سِلْكٌ نَظَمَتْ فَرَائِدَهُ بَنَانُ السُّنَّةِ السَّنِيَّةِ

Artinya:
“Nabi Muhammad Shallallaahu‘alaihi wasallam bin Sayyid Abdullah bin Abdul Muththalib (Namanya Syaibatul Hamdi) bin Hasyim (Yang namanya Amr) bin Abdu Manaf (Namanya Al-Mughirah) bin Qushayyi (Namanya Mujammi’) bin Kilaab (Namanya Hakim) bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ayyi bin Ghoolib bin Fihr (Namanya Quraisy dan menjadi cikal bakal nama Suku Quraisy) bin Maalik bin An-Nadhar bin Kinaanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyaas bin Mudhar bin Nizaar bin Ma’add bin Adnaan”. 

SILSILAH NASAB DARI ADNAN SAMPAI NABI ADAM A.S

Silsilah Nasab berikutnya dari Adnan sampai kepada Nabi Adam a.s
Didalam kitab Tahqiiqul Maqaam ‘Alaa Kifaayatil ‘Awaamm Fii ‘Ilmi al-Kalaam, Li Syaikh Ibrahim al-Baajuuri. Beliau lahir tahun 1198 H, wafat tahun 1277 H):

وَقَدْ ذَكَرَ الْعِرَاقِيُّ أَصَحَّهَا فِيْ أَلْفِيَةِ السِّيْرَة وَحَاصِلُهُ أَنَّ عَدْنَانَ بْنُ أُدّ بْنِ أُدَدْ بْنِ مُقَوَّمِ بْنِ نَاحُوْرِ بْنِ تَيْرَخْ بْنِ يَعْرُبْ بْنِ يَشْجُبْ بْنِ نَابِتِ بْنِ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ إِبْرَاهِيْمَ (عَلَيْهِمَا السَّلَامُ) اِبْنِ تَارَخْ بْنِ نَاحُورْ بْنِ شَارُوخْ بْنِ أَرْغُوْ بْنِ فَالَخْ بْنِ عَيْبَرْ قَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ سَيِّدُنَا هُوْدٌ (عَلَيْهِ السَّلَامُ) اِبْنِ شَالَخْ بْنِ أَرْفَخْشَدْ بْنِ سَامْ بْنِ نُوْحٍ (عَلَيْهِ السَّلَامُ) وَاسْمُهُ عَبْدُ الْغَفَّارِ اِبْنِ لَامَكْ بْنِ مَتُّوْ شَلْخَ بْنِ خَنُوخْ قَالَ ابْنُ إِسْحَاقَ إِنَّهُ إِدْرِيْسُ فِيْمَا يَزْعُمُوْنَ اِبْنِ يَرْدَ بْنِ مَهْلَايِيْلَ بْنِ قَيْنَنْ بْنِ يَانُشْ بْنِ شِيْثٍ (عَلَيْهِ السَّلَامُ) اِبْنِ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ.

“Telah disebutkan oleh Al Imam al-Iraqiy dan juga di shahihkannya didalam Kitab Al-Fiyah As-Siirrah bahwa: “(Adnan) bin Udd bin Udad bin Muqawwam bin Naahuur bin Tairakh bin Ya’ruub bin Yasyjub bin Naabit bin Nabi Isma’il ‘Alaihissalaam bin Nabi Ibrahim ‘Alaihissalaam bin Taarakh bin Naahuur bin Syaaruukh bin Arghuu bin Faalakh bin ‘Aibar (Ada yang mengatakan beliau adalah Nabi Hud ‘Alaihissalaam) bin Syaalakh bin Arfakhsyad bin Saam bin Nabi Nuh ‘alaihissalaam bin Laamak bin Mattuusyalkha bin Khanuukh (Ada yang mengatakan beliau adalah Nabi Idris ‘Alaihissalaam) bin Yard bin Mahlaayiil bin Qainan bin Yaanusy bin Nabi Syits ‘Alaihissalaam bin Nabi Adam ‘Alaihissalaam”. Wallaahua’lam.

DARI NASAB AYAH

Dari Pihak Ayah adalah:
“Nabi Muhammad Shallallaahu‘alaihi wasallam bin Sayyid Abdullah bin Abdul Muththalib (Namanya Syaibatul Hamdi) bin Hasyim (Yang namanya Amr) bin Abdu Manaf (Namanya Al-Mughirah) bin Qushayyi (Namanya Mujammi’) bin Kilaab (Namanya Hakim) bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ayyi bin Ghaalib bin Fihr (Namanya Quraisy dan menjadi cikal bakal nama Suku Quraisy) bin Maalik bin An-Nadhar bin Kinaanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyaas bin Mudhar bin Nizaar bin Ma’add bin Adnaan”.

DARI NASAB IBU

Dari Pihak Ibu:
“Nabi Muhammad Shallallaahu‘alaihi Wasallam bin Sayyidah Aminah binti Wahbin bin Abdul Manaf (Namanya Al-Mughirah) bin Zuhrah bin Kilaab (Namanya Hakim) bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ayyi bin Ghaalib bin Fihr (Namanya Quraisy dan menjadi cikal bakal nama Suku Quraisy) bin Maalik bin An-Nadhar bin Kinaanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyaas bin Mudhar bin Nizaar bin Ma’add bin Adnaan”.

Maka silsilah Nabi Muhammad saw dari pihak ayahnya dan ibunya bertemu pada kakek yang kelima dari pihak ayah yaitu Kilaab bin Murrah. Karena Kilaab mempunyai dua orang anak laki-laki, masing-masing bernama Qushayyi dan Zurah.Qushayyi itulah yang menurunkan Sayyid Abdullah (Ayah Nabi Muhammad).Dan Zurah itulah yang menurunkan Sayyidah Aminah (Ibu Nabi Muhammad).Maka Sayyid Abdullah dan Sayyidah Aminah adalah satu bangsa yaitu sama-sama bangsa Quraisy dalam satu negeri bernama Hijaz (Mekkah) dan dalam keturunan yang dekat sekali.

SILSILAH NASAB PERNIKAHAN ADNAN HINGGA NABI MUHAMMAD

Dari Silsilah Adnan Hingga Rasulullah secara lengkap pernikahan:
“Adnan menikah dengan seorang wanita dari bangsanya sendiri bernama Aminah, dengan Aminah itu mereka mempunyai anak laki-laki yang bernama Mu’add.Ma’add menikah dengan seorang wanita bernama Mu’anah, dikaruniai anak laki-laki bernama Nizaar.Nizaar menikah dengan seorang wanita bernama Saudah.Dikaruniai empat anak laki-laki, diantaranya yang bernama Mudhar. Mudhar menikah dengan wanita bernama Rabbah.Dikaruniai beberapa anak laki-laki, diantaranya bernama Ilyas.Ilyas menikah dengan wanita bernama Khandaf.Dikarunia beberapa anak laki-laki, diantaranya bernama Mudrikah.Mudrikah menikah dengan wanita bernama Salam.Dikaruniai beberapa anak laki-laki, diantaranya bernama Khuzaimah.Khuzaimah menikah dengan wanita bernama Awanah.Dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Kinaanah. Kinaanah menikah dengan wanita bernama Barroh. Dikaruniai beberapa anak laki-laki, diantaranya bernama Nadhar. Nadhar menikah dengan wanita bernama Atikah.Dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Maalik.Maalik menikah wanita bernama Jandalah.Dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Fihr. Fihr menikah dengan wanita bernama Lafla.Dikaruniai dua anak laki-laki, diantaranya bernama Ghaalib. Ghaalib menikah dengan wanita bernama Salma.Dikaruniai dua anak laki-laki, diantaranya bernama Lu’ayyi.Lu’ayyi menikah dengan wanita bernama Matiyah.Dikarunia beberapa anak laki-laki, diantaranya bernama Ka’ab.Ka’ab menikah dengan wanita bernama Wahsyiyah. Dikarunia beberapa anak laki-laki, diantaranya bernama Murrah. Murrah menikah dengan wanita bernama Hindun. Dikaruniai tiga anak laki-laki, diantaranya bernama Kilaab.Kilaab menikah dengan wanita bernama Fathimah.Dikaruniai dua orang anak laki-laki Qushayyi dan Zuhrah. Qushayyi menikah wanita bernama Hubayya.Dikaruniai tiga orang anak laki-laki, masing-masing bernama Abdud Dar, Abdul Manaf, Abdul Uzza.Abdul Manaf menikah dengan wanita bernama Atikah.Dikaruniai empat anak laki-laki, yang masing-masing bernama Hasyim, Abdu Syamsin, Muththalib, dan Naufal. Hasyim menikah dengan wanita bernama Salma.Dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Abdul Muththalib. Abdul Muththalib menikah dengan wanita bernama Fathimah. Dikaruniai bebarapa orang anak laki-laki, yang masing-masing bernama Harits, Abdul Azz (Uzza), Abdul Manaf, Zubair dan Abdullah.Dan pula anak-anak Abdul Muththalib yang lain seperti Abbas, Hamzah, Dhirar, Muqawwam (Abdul Ka’bah) dan beberapa anak perempuan, tetapi semuanya berbeda dari lain ibu. Lengkapnya tanpa ada perbedaan pendapat, anak laki-lakinya Harits, Abdul Uzza, Abdul Manaf, Zubair, Hamzah, Abbas, Abu Lahab (Dhirar), Muqawwam, Abu Thalib, Abdullah. Sayyid Abdullah menikah dengan wanita bernama Sayyidah Aminah. Dikaruniai seorang anak laki-laki mulia bernama Sayyidina Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam”.

Demikianlah silsilah nasab Nabi Muhammad saw yang termaktub didalam kitab-kitab Tarikh (Sejarah).

SILSILAH ROSULULLAH ADALAH NASAB PILIHAN

Dengan demikian, Silsilah Nasab Sayyidina Muhammad saw itu adalah orang-orang pilihan. Dan menjadi bantahan bagi sebagian orang yang menyatakan bukan orang-orang pilihan dan dimuliakan. Diantaranya:

Sebagaimana Rosulullah saw sabdakan:
“Aku Muhammad bin Abdul Muththalib. Sesungguhnya, Allah telah menciptakan makhluk, maka Dia telah menjadikan aku dalam sebaik-baik bagian mereka, kemudian Dia menjadikan mereka beberapa kabilah maka Dia menjadikan aku dalam sebaik-baik kabilah mereka, kemudian Dia menjadikan mereka beberapa keluarga, maka dia menjadikan aku dalam sebaik-baik keluarga mereka dan sebaik-baik diri diantara mereka (HR. Imam Tirmidzi dari Abbas bin Abdul Muthalib r.a).

Rosulullah saw juga pernah bersabda:

إنّ الله اصطفى بني كنانة من بني إسماعيل واصطفى من بني كنانة قريشا واصطفى من قريش بني هاشم واصطفاني من بني هاشم

Artinya:
“Sesungguhnya, Allah telah memilih Ismail menjadi anak Ibrahim dan Dia telah memilih keturunan Kinanah dan Dia telah memilih Hasyim dari Quraisyi dan Dia telah memilih aku dari keturunan Hasyim. (HR. Imam Tirmidzi dari Watsilah bin Al-Asqa r.a dan diwayatkan juga Imam Muslim).

Itulah diantara sabda Rasulullah saw yang menunjukkan bahwa pribadi beliau itu adalah dari keturunan orang-orang pilihan dan dari hadits kedua itu jelaslah bagi kita bahwa beliau adalah keturunan dari Nabi Ismail a.s bin Nabi Ibrahim a.s.

CARA PENYAMPAIAN NASAB

Kebanyakkan Para Ulama’ menyampaikan mengenai Nasab Rasulullah saw baik dari pihak ayah beliau maupun ibu beliau hanya sampai pada Adnaan, sebagaimana yang nanti ada sandarannya (Isnadnya) adalah sampai kepada Adnaan dan Adnaan ini nyata-nyata adalah keturunan Nabi Isma’il a.s bin Nabi Ibrohim a.s. Hanya saja dari Nabi Ismail a.s sampai kepada Adnaan itu keturunan secara rincinya tidak tercatat dengan jelas dalam Kitab-Kitab Tarikh (Sejarah) dan Kitab-Kitab Hadits. Sungguh pun begitu, ada juga riwayat yang membentangkan bahwa Nabi Ismail as itu kakek yang ke-30 bagi Nabi Muhammad saw.

Maka kebanyakkan Para Alim Ulama dalam menyampaikan Nasab Rasulullah hingga pada Adnaan saja, sebagaimana diantaranya di Kitab Al-Barzanji yang telah kita sebutkan diatas. Yaitu:
“Nabi Muhammad Shallallaahu‘alaihi wasallam bin Sayyid Abdullah bin Abdul Muththalib (Namanya Syaibatul Hamdi) bin Hasyim (Yang namanya Amr) bin Abdu Manaf (Namanya Al-Mughirah) bin Qushayyi (Namanya Mujammi’) bin Kilaab (Namanya Hakim) bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ayyi bin Ghaalib bin Fihr (Namanya Quraisy dan menjadi cikal bakal nama Suku Quraisy) bin Maalik bin An-Nadhar bin Kinaanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyaas bin Mudhar bin Nizaar bin Ma’add bin Adnaan”.

Selain juga mengikuti cara Rasulullah dalam menyampaikannya.
Diriwayatkan bahwa Nabi saw apabila menceritakan nasabnya (silsilahnya) sampai kepada adnaan, beliau berhenti lalu bersabda: “Dustalah orang-orang yang membuat-buat nasab (silsilah) sesudah itu, walaupun mereka itu benar”.

Dan Ibnu Abbas r.a berkata:
“Rasulullah saw apabila menceritakan nasabnya, tidaklah melebihi dalam menceritakan dalam nasabnya dari Ma’add bin Adnaan bin Udad, kemudian beliau berhenti dan bersabda: “Dustalah orang-orang yang membuat-buat nasab. (HR. Ibnu Sa’ad dan Ibnu Asakir).

Al-Imam Bukhari menyatakan didalam Kitab Shahih-nya meriwayatkan nasab Rosulullah saw sampai kepada Adnaan.

Dengan demikian, sebaiknya orang yang ingin menceritakan nasab Nabi Muhammad saw jangan melebihi dari pada Adnaan karena ketidak jelasan dan perbedaan pendapat yang banyak terlebih dari Adnaan seterusnya ke atas kakeknya hingga Nabi Isma’il, dan dari Nabi Ibrahim seterusnya ke atas kakeknya hingga Nabi Adam a.s.

Seperti diantaranya dalam Kitab Rahmatan Lil’alamin Li Al-Allamah Muhammad Sulaiman Al-Manshurfury:
“Adnaan Ud, bin Hamaisa’ bin Salaman bin Aush bin Bauz bin Qimwal bin Ubay bin Awwam bin Nasyid bin Haza bin Baldas bin Yadlaf bin Thabikh bin Jahim bin Nahisy bin Makhy bin Aidh bin Abqar bin Ubaid bin Ad-Da’a bin Hamdan bin Sinbar bin Yatsriby bin Yahzan bin Yalhan bin Ar’awy bin Aidh bin Daisyan bin Aishar bin Afnad bin Aiham bin Muqshir bin Nahits bin Zarih bin Sumay bin Muzay bin Iwadhah bin Aram bin Qaidar bin Isma’il bin Ibrahim bin Tarih (yang namanya Azar), bin Nahur bin Saru’ atau Sarugh bin Ra’u bin Falakh bin Aibar bin Syalakh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nih alaihissalam bin Lamk bin Matausyalakh bin Akhnukh bin Idris alaihissalam bin Yard bin Mahla’il bin Qainan bin Yanisha bin Syaits bin Adam a.s”. Wallahua’lam.

Lambat laun zaman berganti zaman, orang-orang semakin bertanya akan Nasab Nabi Muhammad saw hingga Nabi Adam a.s bahkan menolak Nabi Muhammad saw. Sebagai utusan Allah. Hingga ada yang menghina beliau dan mencaci Nasab beliau maka perlu dijelaskan secara detail untuk memuliakan beliau hingga Nabi Adam a.s. sebagaimana diantaranya didalam Kitab Tahqiiqul Maqaam ‘Alaa Kifaayatil ‘Awaamm Fii ‘Ilmil Kalaam, karya Syeikh Ibrahim al Baajuuri, yang telah kita jelaskan diatas. Yaitu:

“(Adnan) bin Udd bin Udad bin Muqawwam bin Naahuur bin Tairakh bin Ya’ruub bin Yasyjub bin Naabit bin Nabi Isma’il ‘Alaihissalaam bin Nabi Ibrahim ‘Alaihissalaam bin Taarakh bin Naahuur bin Syaaruukh bin Arghuu bin Faalakh bin ‘Aibar (Ada yang mengatakan beliau adalah Nabi Hud ‘Alaihissalaam) bin Syaalakh bin Arfakhsyad bin Saam bin Nabi Nuh ‘alaihissalaam bin Laamak bin Mattuusyalkho bin Khanuukh (Ada yang mengatakan beliau adalah Nabi Idris ‘Alaihissalaam) bin Yard bin Mahlaayiil bin Qoinan bin Yaanusy bin Nabi Syits ‘Alaihissalaam bin Nabi Adam ‘Alaihissalaam. Wallaahua’lam.

Demikianlah dari berbagai sumber kitab, Wallahua’lam.
Bersambung.Insyaallah.


Sumber: Abddul Haris. 2012. Sirah Nasab Nasab Nabi Muhammad.

                 http//3 bp.blogspot.com 

Kamis, 07 Mei 2015

Al-Zahrawi Ahli Bedah Islam



AL-ZAHRAWI
(Perintis llmu Bedah)



 

 Walau namanya tak seharum Ibnu Sina atau Ibnu Rusyd, namum kiprah Al-Zahrawi dalam bidang Kedokteran khususnya ilmu bedah mampu membuat bola mata dunia terbelak. Ketikaitu orang-orang masih tabu melakukan pembedahan jaringan tubuh Manusia karena dianggap sebagai salah satu usaha merubah ciptaan Tuhan.
Namun Ilmuan yang lahir pada tahun 324 H ini telah melakukan sesuatu yang tidak popular dimasanya, yaitu mengemukakan tentang teknik pengobatan dengan cara operasi dan menerangkan cara-cara pelaksanaanya, jenis penyakit yang harus dioperasi dan jenis-jenis alat dan perkakas yang dipakai.
Di zamannya, Al-Zahrawi dikenal sebagai orang yang cukup pandai dan telah meletakkan dasar-dasar kuat bagi ilmu bedah yang masih berlaku hinggasekarang.
Rumahnya terletak di al-Zahra, Andalusia (sekarang Spanyol). Salah satu mahakarya Al-Zahrawi yang terkenal adalah kitab al-Ta’rif berjumlah 30 jilid .Kitab ini menerangkan secara lugas tentang ilmu bedah,  sehingga membuatnya terkenal dan namanya harum dalam dunia kedokteran. Dan ia dikenal pula sebagai ahli bedah Obthalmik.
Dalam kitab tersebut, Al-Zahrawi menjelaskan secara tuntas tentang ilmu bedah lengkap dengan 200 ilustrasi. Ini merupakan kitab pertama yang ia terbitkan, namun mampu memukau siapa saja yang mempelajarinya.
Al-Zahrawi membagi penbedahan dalam tiga kategori, yaitu: membakar, memotong (membuka) dan memolester. Ia mendesign alat-alat bedah untuk memotong, menguliti dan seterusnya serta menganjurkan logam-logam apa saja yang harus digunakan. Ia memberi banyak perhatian terhadap penghentian pendarahan dengan jalan membakar, menekan-nekan otot dan menusuk (membekam).
Ketika perawatan gigi di Eropa baru pada tingkat permulaan, yaitu hanya sebatas menghilangkan rasa nyeri. Al-Zahrawi telah menemukan berbagai alat kedoteran, seperti: alat cabut gigi,  gergaji kecil dan secara seksama melukiskan cara mengikat gigi dengan benang emas dan perak.   Ia juga memberikan contoh dengan cara membuat gigi palsu dari tulang-tulang binatang untuk mengganti gigi yang sudah rapuh.
Al-Zahrawi juga berhasil menemukan cara menghapuskan penyakit amandel yang diderita seseorang. Ia juga menemukan alat untuk menarik bayi dari dalam rahim sang Ibu yang sulit melahirkan. Ia pun mahir dalam cabang-cabang ilmu kedokteran lainnya. Tidak hanya dibidang pembedahan saja, namun ia juga ahli dibidang obat bius dan diet.
Karya-karya Al-Zahrawi pun akhirnya mulai membanjiri negeri-negeri Eropa. Sehingga dalam History of Literature in France”, kita menyimak kata-kata yang mengungkapkan “Dalam abad XII telah bangkit perhatian dalam ilmu bedah. Ini disebabkan karena dokter-dokter yang pindah ke Prancis membawa serta karya-karya Al-Zahrawi, seorang pakar kedokteran dari Andalusia dan dianggap sebagai ilmuan terkemuka dibidang kedoteran”.
Ilmuan-ilmuan Eropa menganggap bahwa Al-Zahrawi sama dan setara dengan Jalinos dalam kecakapannya yang tinggi. Sehingga tidak heran bila Sholiak menyebut al-Zahrawi lebih dari 200 kali dalam bukunya. Sementara itu, Ibn Al-Bittar menggunakan sebagian besar ilmu pengetahuan dari Al-Zahrawi dalam membuat roti yang gizinya cukup tinggi dan mengestrakminyak.
Begitu juga dengan Dr. Klodis, seorang ahli bedah abad XIV berhutang budi pada Al-Zahrawi ketika menulis buku-bukunya. Tidak ketinggalan pula Frari, seorang dokter Italia abad XV juga banyak merujuk kepada Al-Zahrawi ketika menulis karya-karyanya tentang makanan.
Dalam abad yang sama, beberapa dokter terkemuka di Italia lainnya juga mengutip penemuan-penemuan Al-Zahrawi saat mereka menulis karya-karyanya tentang racun.
Al-Zahrawi sekarang telah tiada. Namun ia telah banyak mewariskan ilmunya kepada kita semua. Ia adalah cendikiawan muslim yang tidak hanya dikenal namanya dikalangan umat Islam, tapi ia juga pernah mengharumkan nama Islam di bumi belahan barat.
Sebelum Negara-negara barat bangkit mengejar ketinggalannya, para ilmuan muslim kita telah muncul kedepan lebih dahulu dengan berbagai karya dibidangnya masing-masing. Semua itu menjadi catatan sejarah Islam yang patut menjadi teladan bagi kita.

Sumber: Hidayatullah. 2005. Pejuang Dan Pemikir Islam Dari Masa Ke Masa. Jakarta. Iqra Insan Press.
              wikipedia Al-zahrawi